SCORE Model ditemukan oleh Robert Dilts, yang menjadi salah satu pentolan NLP yang bergabung di dalam group study pada awal-awal terbentuknya NLP.
SCORE Model merupakan sebuah model yang sebenarnya tidak hanya dipergunakan untuk Coaching, namun juga dapat dipergunakan untuk problem solving, proses kreatif ataupun untuk theraphy.
Namun di artikel ini saya ingin membahas SCORE Model untuk dipergunakan dalam NLP Coaching.
Bagi yang ingin mempraktekan coaching akan cocok mempergunakan NLP sebagai basis ilmu, karena Coaching fokusnya adalah ke depan, ke apa yang ingin dicapai, ke desire state. Dan begitu juga dengan NLP, Robert Dilts dalam salah satu videonya juga mengatakan bahwa NLP berfokus ke apa yang diinginkan atau desire state.
Jadi menurut saya bila orang NLP ingin melakukan Coaching akan sangat cocok mempergunakan SCORE Model.
Ok, apa kepanjangan dari SCORE Model?
S – Symptom
C – Cause
O – Outcome
R – Resources
E – Effects
Karena ada kata “State” saya akan menjelaskan dengan singkat tentang apa definisi dari state.
State – adalah suatu kondisi mental (gampanya adalah kondisi mood/perasaan) yang timbul berdasarkan apa yang kita pikirkan, rasakan dan fisiologi kita.
Di Neuro-Semantics kami mengatakan bahwa kualitas dari hidup anda ditentukan dari kualitas state anda.
Berikut penjelasan dari SCORE:
Symptom
Kalau dalam bahasa Indonesia Sympthom berarti gelaja, jadi dapat diartikan adalah apa kondisi sekarang, kondisi dari diri sendiri, kondisi hubungan dengan orang lain, kondisi dari karier atau bisnis, kondisi dari keadaan financial anda, dll.
Apakah sekarang anda dalam kondisi yang baik-baik saja? Atau kondisi anda dalam kondisi tidak terbedayakan.
Cause
Penyebab dari Sympthom, apa yang menyebabkan sehingga munculnya kondisi sekarang ini?
Loh bukannya coaching berfokus ke depan, kenapa ada mencari penyebab? Ya jawaban simpelnya adalah ada saatnya anda perlu menemukan penyebabnya sehingga baru benar-benar menemukan masalah yang sebenarnya. Karena seringkali symptom yang diutarakan di awal muncul karena sesuatu hal yang sebelumnya tidak disadari.
Oleh karena itu pertanyaan “apa yang menyebabkan kondisi saya sekarang ini?” dapat dipergunakan untuk mencari akar permasalahannya.
Outcome
Setelah kita mengetahui apa yang menyebabkan kondisi sekarang ini tentunya anda tidak ingin lama-lama menyesali atau terkukung dalam kondisi yang tidak memberdayakan tersebut, sehingga fokus yang paling penting adalah “apa yang diinginkan atau apa yang ingin dicapai?” sehingga dapat menarik kita keluar dari state yang tidak berdaya tersebut dan fokus ke state yang dapat memberdayakan kita dengan memfokuskan diri pada keinginan dan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut.
Resources
Tentunya setelah saya mengetahui apa yang ingin dicapai/diperoleh dan proses tidak berhenti disana, karena kita perlu usaha untuk mencapainya, dan sebelum melakukan usaha tentunya kita perlu melakukan persiapan-persiapan sehingga usaha menjadi maksimal.
Dan proses mempersiapkan diri ini diperlukan mencari tahu sumber daya atau apa-apa saja yang perlu saya persiapkan, apakah saya perlu menambah skills, kenalan, uang, pengetahuan, dll sehingga benar-benar siap dalam proses mencapai keinginan.
Effect
Di NLP/NS kita selalu melakukan ecology atau future pacing untuk mencari tahu apakah keinginan yang ingin kita capai itu benar-benar sesuatu yang diinginkan dan juga untuk memprediksi kira-kira pada saat mencapai perubahan atau keinginan yang diinginkan tersebut tidak menggangu lingkungan, keadaan, diri sendiri, sehingga hasil atau perubahan yang dicapai dapat benar-benar bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Pertanyaan yang muncul pada saat mempergunakan SCORE Model adalah apakah perlu dilakukan secara berurutan? Jawabannya adalah TIDAK. Tergantung situasi dan kondisi.
Dan karena Coaching adalah tentang percakapan dan bertanya, maka berikut saya akan berikan contoh-contoh pertanyaan yang dapat dipergunakan dalam melakukan coaching.
SYMPTOM
“Apa yang menjadi masalahnya?”
“Apa yang sedang anda rasakan/pikirkan?”
“Apa yang sedang terjadi?”
“OK, Apa yang menurut anda perlu diubah sekarang ini?”
“Apa yang membuat anda datang kesini, apa yang sedang terjadi?”
“Jadi anda memiliki masalah?”
CAUSE
“Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?”
“Kapan hal tersebut mulai?”
“Apa yang menyebabkan masalah tersebut?”
“Kapan hal tersebut terjadi?”
OUTCOME
“Apa yang anda inginkan dari kondisi sekarang ini?”
“Jadi perbedaan seperti apa yang anda inginkan?”
“Bagaimana keadaan akan berbeda dari kondisi sekarang?”
“Bagaimana hal tersebut akan berubah ketika masalah tersebut diselesaikan ?”
RESOURCES
“Apa sumber-daya yang sudah anda miliki untuk mencapai/memperoleh hal
tersebut?”
“Sumber-daya apa yang anda butuhkan untuk mencapai keinginan anda?”
“Dimana anda dapat memperoleh sumber-daya tersebut?”
“Apa yang perlu terjadi/dihadapi untuk memperoleh keinginan tersebut?”
“Kapan anda di waktu-waktu sebelumnya anda pernah menyelesaikan masalah yang lebih kurang mirip dengan masalah sekarang ini?”
EFFECTS/ECOLOGY*
“Apa yang akan terjadi bila anda memperoleh/mencapai keinginan anda?”
“Apakah OK bagi anda untuk membuat perubahan tersebut?”
“Dan ketika anda mencapai/memperolehnya, apa yang tidak akan terjadi / apa yang akan terjadi?
*Note: tidak ada maksud untuk melakukan leading dalam pertanyaan ecology.
Catatan:
Perhatikan bagaimana perubahan secara linguistic dan fisik dari orang yang kita ajak bicara, serta tidak perlu takut untuk menciptakan mental-block bagi diri maupun orang yang mau kita fasilitasi karena dengan melakukan hal tersebut kita juga dapat mencari tahu seberapa besar kemauan/keinginan diri/orang untuk mencapai atau menyelesaikan masalahnya.
SCORE Model created by Robert Dilts
Referensi:
Manual Meta-Coach Training System, Module 1: Coaching Essential
Alan Fyter – Meta-Coach
Source:
http://www.coachwahyudi.com/coaching-memakai-score-model/#more-1